Hati-Hati Mata Malas Pada Anak

 Mata manusia adalah organ yang dapat bereaksi terhadap cahaya sehingga memiliki fungsi sebagai alat penglihatan. Sama seperti organ lainnya pada tubuh manusia, mata yang normal sudah pasti bekerja karena tugasnya sebagai alat penglihatan. Cara kerja mata untuk melihat secara umum adalah sebagai berikut:

1. Cahaya memantulkan obyek dan menghantarkannya melalui garis lurus menuju mata.
2. Cahaya melewati kornea, kemudian menuju pupil dan diteruskan ke lensa mata.
3. Kornea dan lensa membelokkan atau membiaskan cahaya agar jatuh tepat pada retina.
4. Photoreceptors pada retina mengkonversi cahaya menjadi gelombang elektrik.
5. Gelombang elektrik melewati saraf optik dan menuju otak, kemudian otak memproses gelombang itu menjadi sebuah bayangan atau gambar.

 Semua bagian tubuh manusia mengalami proses bekerja agar tubuh dapat bergerak dan beraktivitas. Namun terkadang manusia mengalami rasa malas sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas yang tengah dilakukan atau bahkan sampai tak ingin melaksanakan aktivitas tersebut. Hal ini juga dapat terjadi pada mata manusia dan menyebabkan terganggunya penglihatan. Mata malas atau yang dikenal dengan istilah amblyopia biasanya terjadi pada anak-anak, hal ini disebabkan oleh otak dan mata yang tidak terhubung dengan baik sehingga menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan. Namun walaupun demikian tidak menutup kemungkinan terjadinya mata malas pada orang dewasa.

 Mata malas pada anak akan menyebabkan kemampuan dan fokus penglihatan yang dihasilkan oleh kedua belah mata berbeda, akibatnya adalah otak hanya akan menerjemahkan penglihatan dari mata yang baik dan mengabaikan penglihatan dari mata yang malas. Jika tidak ditangani dengan baik, mata yang malas dapat mengalami kebutaan. Mata malas umumnya terjadi sejak lahir hingga usia 7 tahun, dan ada beberapa kasus, penyakit ini dapat menyerang kedua belah mata.

Mata malas terjadi ketika koneksi saraf dari salah satu mata ke otak tidak terbentuk secara sempurna pada masa kanak-kanak. Mata dengan kemampuan penglihatan yang buruk akan mengirimkan sinyal visual yang keliru ke otak. Lama-kelamaan, kinerja kedua mata menjadi tidak sinkron dan otak akan mengabaikan gelombang yang berasal dari mata malas tersebut.

 Pemicu yang menyebabkan terjadinya mata malas pada anak adalah:

1. Mata juling. Ini merupakan pemicu paling banyak, kondisi ini sering kali diturunkan secara genetik dalam keluaraga.
2. Kelainan refraksi, yaitu adanya perbedaan refraksi pada kedua mata, sehingga mata dengan penglihatan yang lebih jelas akan menjadi lebih dominan untuk melihat.
3. Katarak. Katarak menyebabkan terjadinya pengapuran pada lensa mata, sehingga mengganggu penglihatan. Jika terjadi hanya pada salah satu mata, dapat memicu terjadinya mata malas pada anak.
4. Luka pada kornea. Luka pada lapisan transparan di bagian depan mata ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan memicu terjadinya mata malas pada anak.
Kelopak mata yang terkulai, hal ini dapat menghalangi penglihatan mata.

 Di samping pemicu di atas, terdapat beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan resiko terjadinya mata malas pada seorang anak, yaitu:

1. Kelahiran yang prematur.
2. Bayi yang lahir dengan berat badan di bawah normal.
3. Faktor keturunan, terutama jika ada riwayat mata malas pada keluarga.
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

 Jika mata malas terjadi pada anak namun tidak dari lahir, situasi ini memang sangat mengkhawatirkan, karena anak akan sulit menyadari bahwa ada hal yang tidak biasa terjadi pada matanya karena masih kurangnya pengetahuan tentang penglihatan. Namun ada beberapa gejala yang dapat orang tua perhatikan pada mata anak, seperti:

1. Mata yang terlihat tidak bekerja secara bersamaan.
2. Salah satu mata sering bergerak ke arah dalam atau luar (juling).
3. Anak sulit memperkirakan jarak.
4. Salah satu mata terlihat lebih sipit dibandingkan dengan yang lain.
5. Anak sering memiringkan kepala agar dapat melihat dengan lebih jelas.
6. Kesulitan melihat benda 3 dimensi.
7. Hasil tes penglihatan yang buruk.

 Jika orang tua menyadari adanya gejala-gejala mata malas seperti yang disebutkan diatas, maka orang tua harus segera memeriksakan anak ke dokter mata. Semakin cepat menyadari terjadinya mata malas pada anak akan menambah tingkat keberhasilan pengobatan yang dilakukan pada mata malas tersebut.

 Pengobatan mata malas dibagi menjadi 2 menurut prinsipnya, yang pertama adalah dengan cara mengobati pemicu atau penyebab mata malas tersebut, dan yang kedua adalah dengan memaksa mata yang malas tersebut untuk bekerja dengan cara-cara berikut:

-Penggunaan kacamata dengan Matte Glass. Kacamata dengan matte glass adalah kacamata dengan salah satu lensa yang diburamkan untuk menutuo penglihatan mata yang normal sehingga mata sebelahnya yang malas dipaksa untuk bekerja atau melihat.

-Penggunaan penutup mata. Alat ini dipasangkan pada mata yang normal guna merangsang mata yang malas, agar mengalami perkembangan dalam melihat. Sama seperti penggunaan kacamata, pada awal masa terapi, anak terkadang menolak menggunakan penutup mata, karena merasa tidak nyaman dalam melihat. Cara ini paling efektif bagi penderita balita, dan penutup mata umumnya dipakai selama 2-6 jam per hari. Terapi dengan penutup mata dapat dikombinasikan dengan penggunaan kacamata.

-Obat tetes mata khusus, yang dapat mengaburkan pandangan bagian mata yang normal. Hal ini akan mendorong anak-anak untuk menggunakan mata malas mereka. Namun, obat tetes mata seperti ini berpotensi memicu efek samping berupa iritasi mata, kulit kemerahan, serta sakit kepala.

-Operasi. Prosedur ini dianjurkan untuk menangani katarak dan mata juling yang memicu mata malas. Operasi umumnya dilakukan dalam keadaan anak tidak sadarkan diri setelah diberi bius total. Setelah menjalani operasi, anak harus menjalani rawat inap sebagai bagian dari pemulihan. Meski tidak bisa seratus persen memperbaiki kemampuan visual, mata akan menjadi lebih sinkron, sehingga kinerjanya pun meningkat.

Tweet

Subscribe to receive free email updates: