Buta Warna Tidak Hanya Faktor Keturunan - MataEmpat

Buta Warna Tidak Hanya Faktor Keturunan

 Buta warna adalah kondisi dimana terjadi kekurangan kemampuan pada mata ketika melihat warna sehingga menyebabkan penyandang buta warna sulit membedakan warna. Pada umumnya faktor terjadinya buta warna disebabkan oleh keturunan atau genetik, dan kemungkinan buta warna terjadi lebih besar terhadap laki-laki dibandingkan pada perempuan. Buta warna terjadi karena terdapat masalah pada pigmen di mata. Ada sel-sel di retina di bagian belakang mata yang dapat bereaksi terhadap cahaya yang disebut kerucut. Kerucut mengandung pigmen yang bereaksi terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda-beda. Ketika semua pigmen kerucut berfungsi dengan benar maka tidak akan terjadi gangguan pada penglihatan, namun jika salah satu saja dari sekian banyak pigmen kerucut tidak berfungsi maka hal ini akan menyebabkan gangguan penglihatan terhadap warna.

 Walaupun dinamakan buta warna, bukan berarti penyakit ini menyebabkan penyandangnya sama sekali tidak dapat melihat semua warna atau hanya hitam putih saja, berikut macam-macam buta warna:

1. Buta Warna Merah-Hijau

Penyakit buta warna merah-hijau terjadi ketika pigmen pada sel kerucut merah atau sel kerucut hijau tidak berfungsi. Buta warna merah-hijau dapat dibagi kembali ke dalam beberapa jenis, yaitu: 

-Deuteranomaly
Deuteranomaly adalah bentuk paling umum dari buta warna yang mempengaruhi laki-laki, tetapi jarang terjadi pada perempuan. Kondisi ini terjadi ketika ada gangguan pada sel kerucut hijau. Penderita buta warna tipe ini, akan melihat warna kuning dan hijau menjadi merah, serta sulit untuk membedakannya dari warna ungu.

-Protanomali
Protanomali terjadi ketika ada gangguan pada sel kerucut merah. Warna oranye, merah, dan kuning akan terlihat lebih hijau dan menjadi lebih redup. Biasanya buta warna tipe ini tergolong ringan dan tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pada perempuan kasus ini jarang ditemukan tetapi pada laki-laki ditemukan sekitar 1%. 

-Protanopia
Protanopia terjadi ketika sel kerucut warna merah tidak berfungsi sama sekali. Warna merah terlihat menjadi warna abu-abu gelap. Beberapa warna oranye dan hijau terlihat kuning. Pada perempuan kasus ini jarang ditemukan tetapi pada laki-laki ditemukan sekitar 1%.
 
-Deuteranopia
Deuteranopia terjadi ketika sel kerucut warna hijau tidak berfungsi sama sekali. Warna merah dapat terlihat menjadi kuning kecoklatan, dan hijau dapat terlihat menjadi krem. Pada perempuan kasus ini jarang ditemukan tetapi pada laki-laki ditemukan sekitar 1%.

2. Buta Warna Kuning-Biru
Penyakit buta warna kuning-biru terjadi ketika sel kerucut biru dalam retina hilang atau tidak berfungsi. Tipe buta warna ini merupakan tipe kedua yang paling umum, dan mempengaruhi perempuan maupun laki-laki secara merata. Buta warna kuning-biru dapat dibagi kembali ke dalam beberapa jenis, yaitu:

-Tritanomaly
Buta warna jenis ini terjadi ketika sel kerucut biru bekerja dengan cara terbatas. Sehingga para penderitanya akan melihat warna biru sedikit lebih hijau. Namun kondisi ini sangat jarang terjadi.

-Tritanopia
Tritanopia juga dikenal sebagai buta warna biru-kuning. Kondisi ini terjadi ketika mata tidak memiliki sel kerucut biru sama sekali. Sehingga warna biru akan tampak hijau, dan warna kuning terlihat abu-abu muda atau ungu.

3. Buta Warna Total
Buta warna total atau yang dikenal sebagai monokromasi membuat penderitanya tidak melihat warna sama sekali. Ada dua jenis monokromasi yang dapat terjadi, yaitu:

-Cone Monochromacy
Kondisi ini terjadi ketika 2 dari 3 sel kerucut yang berisi warna merah, hijau biru tidak berfungsi. Bila hanya satu jenis kerucut yang berfungsi, sulit untuk membedakan satu warna dengan warna lainnya. Selain itu bila yang rusak adalah sel kerucut biru, kamu bisa kehilangan penglihatan yang tajam atau mungkin mengalami rabun jauh. Penderita buta warna jenis ini berpotensi mengalami gerakan mata yang tidak terkendali atau nystagmus.

-Rod Monochromacy
Jenis buta warna yang satu ini disebut juga sebagai achromatopsia. Ini merupakan bentuk kebutaan warna paling parah karena tidak ada satupun sel kerucut yang berfungsi di dalam mata. Akibatnya, penderita buta warna jenis ini hanya dapat melihat warna hitam, putih, dan abu-abu. Di samping itu mereka cenderung sensitif terhadap cahaya terang dan mungkin memiliki gerakan mata yang tidak terkendali.

 Semua kerusakan atau tidak berfungsinya sel kerucut yang telah disebutkan tadi terjadi karena adanya kelainan gen yang diturunkan dari orang tua ke anak, namun selain faktor keturunan, terdapat juga beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan rusaknya sel kerucut tersebut, yaitu:

-Menderita penyakit diabetes, glaukoma, atau multiple sclerosis. Ini merupakan kondisi kesehatan yang mempengeruhi penglihatan dan tidak hanya menyebabkan buta warna saja, dalam kondisi yang sudah parah, bisa menyebabkan hilangnya kemampuan lihat.

-Efek samping penggunaan obat tertentu, buta warna yang disebabkannoleh penggunaan obat akan kembali membaik setelah berhenti menggunakan obat tersebut.

-Terpapar zat kimia carbon disulfide yang dipakai dalam industry rayon, dan styrene yang digunakan dalam industry plastik serta karet.

-Kerusakaan atau cedera pada mata akibat kecelakaan.

-Faktor usia. Usia dapat menjadi faktor penyebab seseorang menderita buta warna. Seiring bertambahnya usia, kemampuan mata dalam menangkap cahaya dan warna akan berkurang, dan ini merupakan proses alami yang dialami oleh manusia.

 Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan buta warna, namun bagi penyandang buta warna terutama yang bukan disebabkan oleh faktor keturunan dapat membiasakan diri dengan kondisi penglihatan barunya dengan cara mengandalkan ingatan, karena sebelumnya tidak mengalami buta warna sehingga kamu pasti sudah mengenal banyak macam warna pada benda. Kamu juga dapat meminta saudara atau teman untuk mendampingimu untuk membantu membedakan warna ketika masih dalam masa penyesuaian diri.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Buta Warna Tidak Hanya Faktor Keturunan"

Post a Comment